Thursday, July 19, 2007

BILA IBU BOLEH MEMILIH

Anakku,
Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berbadan langsing atau besar karena mengandungmu, maka Ibu memilih mengandungmu
Karena dalam mengandungmu, Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Tuh an. Sembilan bulan Nak…engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi, engkau ikut merasakan ketika jantung Ibu berdetak karena kebahagiaan, engkau menendang rahim Ibu, ketika engkau merasa tidak nyaman, karena Ibu kecewa dan berurai air mata.

Anakku,
Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu harus operasi Caesar, atau Ibu harus berjuang melahirkanmu, maka Ibu memilih berjuang melahirkanmu. Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke m enit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar ke dunia sangat Ibu rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit yang tak pernah bisa Ibu ceritakan kepada siapapun juga. Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah, saat paling membahagiakan. Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah. AJAIB Tuhan menciptakanmu.

Anakku,
Bila Ibu boleh memilih apakah Ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, maka ibu memilih menyusuimu. Karena dengan menyusuimu Ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan – tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Ibu dalam kantuk Ibu, adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan.

Anakku,
Bila Ibu boleh memilih duduk berlama – lama diruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle denganmu, maka Ibu memilih bermain puzzle denganmu.
Tetapi anakku, hidup memang pilihan, jika dengan pilihan Ibu, engkau merasa sepi dan merana, maka maafkanlah nak..Maafkan Ibu..Maafkan Ibu.
Percayalah nak, Ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang. Percayalah nak…sepi dan rasa kehilanganmu adalah sebagian dukaIbu.
Percayalah nak..engkau selalu menjadi belahan nyawa Ibu…

Waktu adalah kekayaan bagi seorang wanita yang menjadi Ibu. Banyak hal yang harus dipertimbangkannya sebelum menentukan pilihan. Tetapi seringkali ia diperhadapkan dengan dilemma, yang tidak sederhana ketika harus memilih antara bersama anaknya atau membantu perekonomian keluarga. Atau bahkan pilihan – pilihan lainnya.


(oleh: Ida Ari Murti)


hikss...jadi pengen nangis nih...!!! mewakili suara hati banget....

6 comments:

Mama Dilla said...

hiks.. jadi nangis, jadi ingat ibundaku di Indo...

Ryuta Ando said...

Bagus banget deh postingannya, ikutan melow.

bundanya i-an said...

tiap baca puisi "ratih sang" yang ini... hik..hik..hik.. selalu pengen nangis...

Keira Adzra Athayya said...

swediiiyyy.... hiks... dilema oh dilema:(

angin-berbisik said...

salut utk ida ari murti .... tulisan nya 'ngena' sekali...bukan hanya untuk anak, tapi juga bapaknya :P

april said...

mudah2an anak2 kita bangga dg kedua orang tuanya :)